TIGA GUGUSAN UTAMA

TIGA GUGUSAN UTAMA
(Belajar karate)
 

Perguruan PEMBINAAN MENTAL KARATE – KYOKUSHINKAI KARATE DO INDONESIA sejak berdirinya ( 7 Mei 1967 ) menjalankan Visi dan Misi berlandaskan Dasar Dasar Pandangan dan Cita Cita yang konsisten dan bertanggung jawab dalam membina Warganya serta berkesinambungan. Visi dan Misi Perguruan antara lain; ialah :

  • Mengintegrasikan Pemuda – Pemudi Indonesia dengan rasa Persatuan dan Kesatuan Nasional yang Internasional.
  • Mengembangkan Pembinaan Mental Spiritual Generasi Muda menuju Manusia Indonesia Berkepribadian dan Berakhlak.
  • Mengembangkan Seni Beladiri Karate khususnya Kyokushinkai Karate dengan semangat berlandaskan Bushido (Universal).
  • Melatih dan memberikan kesegaran Jasmani – Rohani menuju generasi sehat lahir bathin.

Dalam tiap kegiatan yang mengadopsi kata `Karate` didalamnya, ada tiga gugusan utama yang satu sama lain mengandung perbedaan dasar yang kuat dan nyata dan tidak bisa dicampur adukan begitu saja dan apabila dilakukan, maka pengertian Seni Beladiri Karate jadi absurd dan kabur. Tiga gugusan besar ini adalah ; antara lain berupa Combat Karate, yaitu seseorang atau kelompok orang khusus dilatih untuk menghadapi perkelahian jarak pendek, kekerasan dan berbagai macam tantangan yang mendadak atau terencana. Atau bisa juga untuk agen agen rahasia dalam tugas pembungkaman diam diam. Umpama dalam menghadapi teroris, sebagai Tentera Bayaran, Pengawal Khusus, National Guards / National Security dan lain lain.Tugas utamanya adalah untuk meringkus dan melumpuhkan seseorang atau kelompok orang. Disebut juga Instant Karate.

Karate Modern.

Karate diolah menjadi Sport Karate – Karate Olah Raga Pertandingan yang akibatnya harus disesuaikan dengan kaidah dan segala sesuatu yang lasim dalam satu pertandingan Olah Raga layaknya Olah Raga yang lain. Dominan dan pentingnya segala Peraturan dan Ketentuan sebagai koridornya sehingga semuanya dalam batasan batasan nyata dan jelas untuk menghindari segala kekerasan tak terkendali dan memperkecil risiko yang bisa menimbulkan keadaan yang berakibat fatal. Dalam Sport Karate ini prestasi sebagai juara diutamakan dan menjadi preoritas utama pula.

Yang terakhir, yaitu Karate sebagai Martial Arts, Seni Keprajuritan – Seni Perkasa. Ilmu Karate yang digunakan untuk penggemblengan phisik – mental yang landasan dan falsafahnya erat dan kental dengan ` Bushido ` yang Universal tadi, falsafah yang juga digunakan dalam meniti jalan menuju Budo Karate. Dari ketiga gugusan utama ini, maka `Karate sebagai Martial Arts` menjadi landasan dasar dan cita cita Perguruan dalam Visi dan Misinya karena keutamaan falsafah ` Bushido` yang inti sarinya benar benar bisa diterima masyarakat dunia yang berpikiran lurus demi sesama manusia dan kemanusiaan pada umumnya. Semangat Bushido nyata penuh kebanggaan dan pengabdian kepada Bangsa dan Negara.Sudah dibuktikan oleh Bangsa Jepang yang sekarang falsafah ini banyak diadopsi Bangsa di dunia. Dalam semangat ini, Pembinaan para Karateka ditekankan pada segi Physical Fitness – Technical Ability – Mental Spiritual dimana titik beratnya ada pada Mental Spiritual, bukan Keperkasaan Phisik dan Kemampuan Tehnik Karate melulu yang hanya bertahan sesaat karena dua ini akan layu seirama dengan perjalanan usia manusia yang lewat begitu cepat, tetapi Mental Spiritual akan bisa dan sanggup bertahan sebagai modal dan kekuatan utama dalam mengarungi hidup yang tidak ringan, membutuhkan semangat tinggi yang stabil serta rasa percaya diri dan teguh dalam keyakinan serta kebal rasa putus asa. Apabila memungkin, sikap mental ini ditingkatkan sejalan makin bertambahnya usia seseorang menuju akhir hayat.

Karateka menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bukan sebaliknya.
Karateka menghormati masyarakat, masyarakat menghargai karateka.

Merupakan Motto Perguruan sejak lahirnya yang sudah terbukti kenyataannya selama ini. Semboyan bersama; yaitu : Teguh – Tegak – Tegar telah sanggup menyatukan tekad kebersamaan untuk terus maju kedepan.

( Nardi T.N. – Sept.2006 )