JALAN SETAPAK MENELUSURI 40 TAHUN PERGURUAN
7 MEI 1967 – 7 MEI 2007
Satu gambaran kehidupan manusia berdasarkan kenyataan yang ada di tengah masyarakat. Pribadi-pribadi yang menyimpang dari perilaku pada umumnya bahkan bertentangan dengan kodrat manusia baik dalam ruang lingkup kecil khususnya dalam hubungan pergaulan yang luas. Lebih banyak menimbulkan ketidaknyamanan ( disharmoni ) terhadap sesama dan lingkungannya.
Istilah “Missing Link”, mata rantai yang hilang ini populer setelah keluar Teori Darwin bahwa; asal mula semua kehidupan ini, termasuk manusia tentunya sebagai sorotan utama, bermula bukan dari ciptaan masing masing jenis secara khusus, melainkan terjadi dari bentuk kehidupan paling sederhana yang terus berevolusi, berubah secara pelahan lahan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Terjadi perubahan bentuk, sifat, perilaku dan kwalitas hidup menjadi makhluk baru yang lebih tinggi statusnya. Umpama manusia ini sendiri.
Dengan munculnya teori ini, Para Arkeolog khususnya, yaitu Ilmuwan Kepurbakalaan berlomba mencoba membuktikannya. Teori ini lebih difokuskan pada perubahan pada kera sebagai makhluk hidup di bumi yang mungkin adalah nenek moyang manusia setelah mengalami evolusi jutaan tahun. Satu perubahan super lambat hingga terbentuklah makhluk utama di Bumi seperti sekarang ini. Kera sebagai satwa yang paling mendekati dan mempunyai kemiripan dengan manusia dalam sifat, bentuk dan perilaku.
Dalam penggalian, penemuan dan penelitian terhadap fosil tulang belulang khususnya tengkorak manusia purba memang terlihat ada rangkaian mata rantai timbal balik antara kera dan manusia yang mengarah pada kebenaran teori Robert Darwin, seorang Ilmuwan yang lahir pada permulaan abad XIX. Ada bukti perubahan mata rantai secara evolusioner yang satu dengan lainnya. Mengindikasikan terjadinya perubahan bentuk dan kwalitas mendekati bentuk dan struktur manusia normal. Apakah manusia masa kini sudah baku dan tidak akan berubah lagi untuk jangka waktu jauh kedepan?. Belum ada jawaban yang meyakinkan kecuali “The missing Link” diketemukan.
Semua perubahan sedikit demi sedikit, super lambat ini bisa dibuktikan secara ilmiah dan diandalkan kebenarannya. Akan tetapi dalam perburuan yang sulit dan pelik serta penuh liku liku serta tantangan dan hambatan ini, pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, ketelitian maupun beaya yang tidak sedikit, ternyata masih ada satu ganjalan sebagai titik lemah yang merupakan kunci kebenaran secara mutlak; yaitu : Sebuah mata rantai yang terputus ( hilang ) yaitu : “Missing Link” yang terus dicari dan diburu untuk dibuat bukti kebenaran teori ini.. “Missing Link” ini sangat penting sebagai kunci pembuktian mata rantai yang terus sambung menyambung tak terputus satu sama lain. Dengan hilang dan terputusnya rangkaian ini, menyebabkan teori evolusi hingga kini masih belum sepenuhnya tuntas serta masih belum bisa diterima sebagai kebenaran secara Ilmu Pengetahuan.
Diperlukan waktu yang tidak terbatas dalam usaha mencari dan menemukan `Mata Rantai yang Hilang` ini untuk bisa dinyatakan bahwa teori evolusi ini konkrit dan bisa dipertanggung jawabkan. Pengaruh teori Darwin ini cukup besar dan luas terhadap bidang Ilmu Pengetahuan lain. Umpama; Ilmu Pengetahuan terjadinya bumi dan seluruh isinya, Ilmu Perbintangan / Jagad Raya yang menjelaskan asal mula terjadinya benda benda angkasa ini dikaitkan serta mengadopsi teori Darwin walau masih terjadi banyak kontroversi satu dengan yang lain dan silang pendapat dari para Ilmuwan..
Ada yang pro dan mendukung tetapi juga tidak sedikit yang menolak dan kontra teori evolusi ini, khususnya mengenai terjadinya manusia. Mungkin memang dengan sengaja Tuhan Yang Maha Kuasa menghidangkan teka teki ini pada umat manusia demikian rupa rumitnya sehingga umat manusia tidak bisa menggapai dan memahami sepenuhnya seluruh rangkaian rencana ciptaanNYA karena manusia tidak akan pernah menyamai apalagi melampaui kekuasaanNYA.
Sudah selayaknya teori Darwin ini menggelitik keingintahuan para Arkeolog khususnya karena disamping sebagai kerja monumental juga selama hampir dua abad secara terus menerus, sejak Darwin mendeklarasikan teorinya, dilakukan penyelidikan dan penelitian nyaris tak pernah berhenti hingga kini. Apabila teori ini benar berdasarkkan bukti yang konkrit, pasti akan merupakan hasil karya yang sangat prestisius. Teori Darwin ini menimbulkan keingintahuan dunia akan rahasia besar yang terkandung didalamnya. Satu kebenaran atau hanya satu hipotesa yang tidak berujung samasekali. Teori evolusi ini memberi perasaan beraneka ragam pada masyarakat dunia. Ada yang merasa was was khususnya Para Theolog, Agamawan, Rohaniwan serta semua umat manusia yang percaya dan yakin bahwa manusia pertama adalah Adam dan Hawa, hasil ciptasanNYA secara khusus dan spesifik di Taman Firdaus berserta seluruh Jagad Raya. Kaum Atheis khususnya yang menyanggah adanya Kekuasaan Maha Tinggi bertepuk tangan dan mengharapkan teori ini bisa dibuktikan kebenarannya dengan segera sehingga mendukung keyakinannya.
Apabila teori evolusi ini bisa dibuktikan kebenarannya dengan diketemukannya “Missing Link”, maka ada kemungkinan akan sangat berpengaruh terhadap tatanan dunia, terlebih terhadap seluruh kepercayaan dan keyakinan tadi yang sudah berusia lama sesuai perhitungan waktu manusia, walau bagi alam baru merupakan sekelebat saja. Kepercayaan dan keyakinan terjadinya manusia pertama hasil ciptaan Yang Maha Kuasa akan sedikit mengalami kegoncangan. Akan muncul perdebatan baru yang lebih serius dan mendalam berlandaskan teori evolusi ini dan segala kaitannya. Para Arkeolog khususnya dalam hal ini dan Para Ilmuwan pada umumnya, sesuai dengan semangat disiplin ilmu yang ditekuninya, lebih banyak yang condong dan mendukung Hipotesa evolusi ini. Mereka memandang segala sesuatu itu dari sudut Ilmu Pengetahuan yang harus ilmiah, melalui pemikiran yang rasional dan berdasarkan fakta dan bukti nyata.
Namun, apapun yang terjadi, seandainya “Missing Link” ini akhirnya ditemukan dan dibuktikan kebenarannya. Kami yakin tidak akan mampu menghancurkan seluruh kenyataan, kepercayaan serta keyakinan sebagian besar umat manusia; bahwa: ` Seluruh Jagad Raya termasuk seluruh isinya adalah ‘Ciptaan Tuhan Yang Maha Tinggi’. Yaitu satu kekuatan yang Maha Perkasa. Apapun namanya. Sesuatu yang bersifat MAHA.
MISSING LINK PADA KEHIDUPAN MANUSIA
Meminjam istilah “Missing Link”, putusnya ( hilang ) mata rantai pada kehidupan manusia juga bisa terjadi walau dalam pengertian dan kaitan yang berbeda; yaitu : Satu Perilaku manusia yang sangat erat hubungannya dengan Mental Attitude ( Sikap Mental ). Rasa kemanusiaan dan hubungan antar manusia yang menyimpang. Bisa mengganggu atau secara ekstrim bisa sangat tidak bersahabat dan destruktif. .Kaitannya memang berbeda, tetapi akibat yang ditimbulkan tidak kalah seriusnya, bahkan sering lebih mencekam karena langsung menyangkut nilai manusia, bersentuhan dengan kehidupan secara langsung. Bahkan sering mengganggu ketenangan, kenyamanan hidup masyarakat pada umumnya. Kalau meluas akan mengganggu keharmonisan dan kedamaian dunia. Bukti yang muncul bisa dirasakan dan sangat mengerikan. Bagaimana manusia sampai tega berbuat hal yang diluar perikemanusiaan dan nyata mengingkari kodratnya terhadap sesamanya dengan cara menginjak derajat kehidupan tanpa rasa bersalah dan bahkan penyesalan sedikitpun.
Semua ini bisa terjadi apabila dalam satu periode tertentu baik secara sadar dan sengaja ( biasanya skala besar ) maupun akibat kecerobohan dan kelalaian manusia ( skala kecil – rumah tangga ) telah membentuk `manusia berkepribadian menyimpang`.Dilakukan oleh perbuatan manusia sendiri yang kebetulan mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menghilangkan ( memutus ) mata rantai kehidupan manusia dibawah pengaruhnya, sengaja maupun tidak, menggantinya dengan mata rantai imitasi dan menyesatkan. Mata rantai yang menyesatkan ini hasil rekayasa manusia ekstra fanatik terhadap jalan pikiran dan keyakinannya. Berisi semangat yang bertentangan dan bertolak belakang dengan kodrat serta hakekat manusia pada umumnya yang hidup wajar.
Ada kalanya obyek atau manusia yang akan diperalat dalam kondisi tidak berkemauan dan berkehendak bebas serta tidak ada pilihan lain. Sering terjadi justru memang secara sengaja diciptakannya manusia yang jiwanya pincang, mudah diperalat, dikendalikan dan dimanfaatkan untuk tujuan nafsunya yang egosentris demi pemuasan diri sendiri dari mereka yang berada diatasnya. Tidak adanya kontrol bathin sehingga penuh dengan nuansa = Paling Benar = dan sanggup melakukan kekejaman terhadap phisik maupun bathin sesamanya diluar batas normal.dengan meminjam tangan para pengikut fanatiknya. Manusia hasil rekayasanya yang sudah terputus mata rantai kehidupan normal dan diisi mata rantai kehidupan baru hasil rekayasa tadi. Sudah bisa dipisahkkan jiwanya dari kehidupan manusia normal. Manusia berbudi dan berkehendak baik.
Dalam kalangan sebagian keluarga, tanpa kesadaran tinggi dan buta akan maksud, tujuan serta arah pendidikan pada anak anaknya, kemungkinan tanpa sengaja karena kesalahan emosional dan kelemahan sifat manusia dalam merealisasikan `rasa kasih sayang` dengan menghidangkan kemanjaan dan kemudahan tanpa batas. Perbuatan tanpa kesadaran tinggi ini telah menciptakan manusia baru yang terpotong mata rantai kehidupannya dalam ikatan rasa dan perasaan dengan sesamanya, menjadi manusia yang sangat eksklusif, individualistis, egoistis, arogan, hilang atau kabur sifat dan sikap kesosialan serta pengertian pada sesamanya. Karena dirinya selalu diselubungi kemanjaan, kemudahan hidup yang kelewatan tanpa pengarahan hakekad hidup terhadap jiwanya yang masih rentan.
Akibatnya, terbentuklah pribadi yang sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan kecuali kelompok sejenisnya. Tanpa terbayangkan oleh mereka bagaimana kehidupannya kelak seandainya nasib tidak selalu seberuntung masa pertumbuhannya.
Penghapusan mata rantai kehidupan manusia beda dengan istilah ” Brain Washing ” – Pencucian Otak. Missing Link pada Kehidupan Manusia merupakan kejadian putusnya atau hilangnya mata rantai. Kekosongan ini diganti dengan mata rantai imitasi yang mencelakakan baik terhadap obyek penderita, yaitu mereka yang mengalami maupun akibat yang ditimbulkan. Sebagian besar sikap dan perilakunya masih wajar. Hanya timbul kelainan pribadi yang sulit bisa diterima manusia pada umumnya. Rasa penyesuaian diri dengan suasana sekitarnya tidak pernah sinkron dengan bathinnya, pada dasarnya menyimpang dari khaidah manusia normal. Manusia tanpa ketajaman perasaan, budinya beku dan jiwanya hambar akan suasana sekitarnya.
Sedangkan ” Brain Washing ” adalah Pencucian Otak Manusia secara total untuk dibentuk menjadi manusia baru yang hanya taat pada komando untuk tujuan khusus berbagai kepentingan yang diatasnya. Seluruh daya ingat yang dimiliki sebelumnya, daya dan semangat hidup pribadinya diserap dan diubah dengan diisi ulang ( refill ) dengan tata kehidupan baru. Menjadi semacam robot manusia penuh tanpa kehendak bebas dan kemerdekaan pribadi. Kerjanya hanya sesuai pijatan remote control oleh atasannya. Kesadaran akan hakekat manusia yang merdeka hapus. Apa yang dilakukan sebenarnya lepas dari kehendak bathin yang sebenarnya. Menjadi keterpaksaan diluar kesadarannya. Sulit merubah kepribadian seperti ini untuk dikembalikan secara normal kealam pikiran sebelumnya atau sering berakhir dengan bunuh diri apabila terjadi kefrustasian dan pergulatan dalam bathinnya. Karena mungkin juga merupakan salah satu perintah yang telah terprogram.
Tanda manusia yang mengalami ” Missing Link ” yang kasat mata dan terlihat pada permukaan adalah : Kepongahan dan arogansi berlebihan walau dikamuflase dengan kepura puraan. Angkuh dan sulit bergaul laksana selalu ada sekat dinding yang memisahkan dirinya dengan suasana sesama yang bukan setingkat, sefaham dan segolongan. Segala sesuatu diluar lingkungannya dicurigai dan kurang disukai. Menonjolkan sifat dan sikapnya serta pikiran dan perilaku dan kuatnya perasaan bahwa duniamu bukan duniaku. Duniaku bukan duniamu. Akuisme dan egonya selalu ditempatkan pada posisi paling tinggi dan utama.
Maksud dan tujuan tulisan ini menyoroti jiwa manusia yang sakit tanpa disadari bahwa dirinya telah dirubah baik sadar maupun tidak, menjadi manusia yang bathinnya diperkosa, dikuasai dan diinjak injak oleh kekuatan yang nista. Telah dijadikan boneka kehilangan ` Sense of Humanity`. Hanya hidup untuk mengabdi buta pada satu kepentingan atau mungkin juga demi kesenangan dan kepuasan diri pribadinya sendiri.
Mental, hubungannya erat dengan Jiwa Manusia, Kejiwaan, Spirit dan Kepribadian. Mental sakit yang bersemayam didalam hati sanubari manusia ( bukan sakit jiwa pada umumnya ) selalu menimbulkan problem hidup dengan sesamanya karena perilaku yang tidak wajar serta jauh dari semestinya. Selalu terlihat kejanggalan yang menyimpang dari hakekat manusia normal. Tetapi sulit untuk mengkoreksinya. Sering condong kearah perbuatan yang bertendensi kekejaman dan kesadisan untuk menyakiti bathin sesamanya yang kurang berkenan pada dirinya. Tidak bisa dikarantina seperti halnya orang yang terganggu jiwanya dalam pengertian umum. Hukum hanya bisa dikenakan padanya setelah segala sesuatu sudah terjadi. ( Perbuatan manusia yang hilang mata rantai dalam skala besar ). Sedangkan orang yang terganggu jiwanya dalam pengertian umum, tidak bisa dipidanakan, karena segala sesuatu yang diperbuat diluar kesadarannya. Inilah beda yang prinsipiil.
Mental dan Moral merupakan kesatuan landasan hidup yang saling mendukung dan berangkulan erat satu sama lain. Ikatannya jelas sekali dan tidak berdiri terpisah. Saling mengisi dan mengimbangi serta saling mendukung. Ini terjadi pada manusia wajar. Sedangkan pada manusia yang sakit atau sengaja dibuat sakit jiwanya melalui penghilangan mata rantai yang diganti tadi, sering mental bertolak belakang dengan moral dan tidak sinkron lagi. Akibatnya, sering terjadi kepincangan dan pertentangan bathin yang kadang meledak berakibat perbuatan yang lepas kendali.
Manusia yang jadi korban ` Missing Link ` ini pada umumnya tidak sadar akan keabnormalan perbuatannya.Bahkan sering malahan timbul anggapan kuat bahwa manusia disekitarnyalah yang mempunyai banyak kelemahan, kesalahan dan kekurangan. Ketidak sempurnaan, jauh dari yang ada pada pribadinya. Perasaan kuat yang menempatkan dirinya pada posisi super ini menyebabkan perasaannya bebal melihat sesamanya yang kondisi serta lingkungannya berbeda dengan keadaan dirinya. Kefahaman sulit dicerna oleh bathinnya. Terjadi demoralisasi pada dirinya tanpa disadari. Missing Link yang terjadi pada kehidupan manusia seperti ini segera akan berpengaruh serta merubah sikap Mental – Moralnya dengan kuat dalam kehidupannya.
Sikap over protective dalam keluarga juga sering menjadikan anak kehilangan sebagian hubungan dengan dunia nyata. Tumbuh ditengah tengah dinding pemisah yang tebal serta kuat yang membatasi kehidupannya dengan sekelilingnya. Pergaulan dipisahkan dengan kenyataan hidup pada umumnya dan hanya dalam ruang lingkup yang sempit serta tidak pernah bersentuhan dengan keadaan alam dan manusia pada umumnya. Menyebabkan terjadinya pribadi yang kehilangan mata rantai kehidupan wajar.
Dunianya sangat terbatas walau bergelimang dengan segala kemewahan dan kenikmatan jasmani. Tempat dimana dia hidup dikelilingi ranjau pemisah. Dirinya tertutup dengan keadaan disekitarnya. Yang luar tidak bisa dan tidak akan berani serta mampu mendekatinya. Kepribadiannya tumbuh subur tanpa koreksi dari sekitarnya. Apa saja yang dilakukan dianggapnya benar. Semuanya ini akan dibawa dalam kehidupan selanjutnya. Hilangnya ( putus ) mata rantai tadi telah terisi dengan mata rantai imitasi dan palsu tentang kehidupan yang sebenarnya. Dari luar sepintas manusia seperti ini bisa terlihat wajar dan wah….khususnya apabila selama dalam pertumbuhan lahir bathinnya masih dikelilingi kemewahan yang melimpah. Tetapi didalam hati sanubarinya selaras dengan pertumbuhan jiwa dan raganya, suatu saat pasti akan timbul rasa kehampaan dan keterasingan. Dirinya akan sulit bisa menyelami pikiran alam sekitarnya untuk bisa menyesuaikan diri ( beradaptasi ).
Akan lebih luas pangaruhnya dan sangat riskan dan membahayakan hubungan sesamanya apabila manusia yang kehilangan mata rantai ini memang sengaja dibentuk dibawah pribadi dan kekuatan serta kekuasaan yang memegang kendali penuh terhadap jiwa raga pertumbuhan pribadi seseorang atau sekelompok manusia. Dengan cara memotong mata rantai kehidupan dan dijejali faham, ideologi, keyakinan yang landasannya adalah fanatisme sempit dan ekstrim serta destruktif, melahirkan manusia dengan semangat baru yang menyimpang dan bertendensi untuk menghancurkan dan menghabisi sesamanya yang tidak sefaham. Segala sesuatu yang tidak sejalan dengan cara berpikir serta keyakinannya, dianggapnya musuh yang harus dimusnahkan. Hidupnya dikorbankan dan dipersembahkan untuk mereka yang ambisius serta merasa paling benar dan superior. Bisa kita bayangkan apa yang akan terjadi sebagai akibatnya.
Penyesalan sering muncul belakangan bagi beberapa orang setelah semuanya terlambat. Bisa berpura pura, bisa juga tulus setelah mengalami injeksi kuat dan berpengaruh terhadap dirinya dan yang sanggup mengembalikan dan mengganti mata rantai yang hilang tadi ( Missing Link Kehidupan ) dengan mata rantai yang mendekati aslinya. Diakui maupun tidak karena manusia semacam ini sering terlampau tinggi hati.
Dalam lingkungan terbatas. Biasanya kalangan `The Haves dan High Society` yang lupa daratan atau juga sebagian kecil mereka dari Keturunan Darah Biru atau yang merasa Berdarah Biru dengan tata cara berpikirnya yang masih feodal ( Ndoroisme ) sering menciptakan generasi ` missing link` ini. Kelompok manusia ini tidak akan memberi pengaruh ekstra pada kehidupan masyarakat pada umumnya. Hanya, terbentuklah model manusia yang diluar kewajaran yang tidak enak dipandang ( menyebalkan ) karena tingkah lakunya pasti kurang simpatik dimanapun dia berada. Khususnya, diluar lingkungannya dan hubungan manusia dengan manusia. Yang menjadi dasar penilaiannya hanyalah unsur kebendaan, derajat, kekayaan, kedudukan serta kekuasaan
Melihat kenyataan, membandingkan lalu menarik kesimpulan tidak diperlukan metode atau ilmu pengetahuan yang tinggi dan terlampau berliku liku. Cukup melalui pengamatan dan pengalaman panjang ( Observasi dan Deduksi ), dilihat dan dirasakan dari asal penyebabnya sampai ke titik akhir sebagai akibatnya. Sudah pasti bahwa apa yang disampaikan ini bukan sesuatu yang mutlak benar seperti satu tambah satu pasti dua layaknya Ilmu matematika, apalagi menjadi kebenaran yang bisa digeneralisasikan pada semua keadaan dan suasana kehidupan manusia disekitar kita. Tidak demikian halnya, karena perkecualian dan justru hal sebaliknya juga bisa terjadi.
Ilmu pada dasarnya berasal dari hasil nyata yang muncul setelah kejadian dengan permanent serta berulang ulang. Dari pengalaman, pengamatan dan penelitian lama, dianalisa secara mendalam lalu ditarik kesimpulan untuk dijadikan pegangan dan hukum yang mendekati kebenaran. Umpama Ilmu Ekonomi, Ilmu Hukum. Dalam ilmu eksakta dicari rumusan dan dalil dalilnya yang kokoh dan pasti berdasarkan penjabaran hasil nyata yang tetap ( constant ) atau dengan cara `Pembuktian Terbalik` untuk membuat dalil dan rumus rumusnya yang tak terbantahkan. MATA RANTAI SENGAJA DIPUTUS
Sebagai contoh dalam abad yang lalu di Jerman. Suatu pembantaian dan perbuatan penuh kebuasan, kebiadaban, dan kekejaman manusia terhadap manusia lain dilakukan secara terang terangan tanpa sembunyi bahkan dibanggakan sebagai satu perbuatan terpuji oleh sebuah rezim tirani.Berbarengan secara serentak diseluruh negeri dilakukan usaha pemutusan dan pemusnahan mata rantai kehidupan generasi muda khususnya untuk satu tujuan yang super ambisius. Kepada masyarakat, khususnya rakyat pada umumnya, dilakukan indoktrinasi kilat dan intensif yang digerakkan oleh satu kekuasaan absolut yang ada pada tampuk pimpinan.Mengintimidasi serta mengancam keselamatan dan kehidupan sekaligas menyingkirkan siapa saja yang tidak tunduk dan patuh melaksanakan perintah Pemimpin walau terasa sangat bertentangan dengan hati nurani masyarakat yang masih memiliki perasaan kemanusiaan. Apa itu.
Kaum muda khususnya disiapkan menjadi Generasi Baru sesuai cita cita dan ambisi Hitler, penguasa Negara Jerman menjelang pecahnya Perang Dunia II yang berakhir tahun 1945, untuk membangun Negara Jerman Raya sesuai ide dan ambisinya.. Dirinya berkeyakinan bahwa Bangsa Jerman yang asli adalah Keturunan Ras Aria, manusia yang tertinggi dan paling mulia derajatnya dibanding ras lain di bumi. Semboyan yang terkenal dan melecehkan derajat bangsa lain; yaitu: Deutschland uber alles ( Jerman diatas semuanya). Memang tidak disangkal bahwa Bangsa Jerman memang tergolong bangsa yang cerdik dan pandai. Tapi bukan berarti derajatnya diatas yang lain.
Hitler menganggap bangsa lain, ras lain itu lebih rendah dan tidak pantas hidup berdampingan dengan bangsa keturunan Ras Aria ini. Untuk mencapai tujuannya serta ambisinya yang tidak terbendung, yang paling mudah serta memungkinkan dibentuk, digembleng, diarahkan dan diresapkan semangat Naziisme ( Faham acuannya ) adalah anak anak dan generasi muda.
Mereka adalah generasi laksana besi masih panas dan berpijar. Mudah dibengkokkan, dibentuk, diisi,diarahkan dan dimanipulasi dengan faham, ideologi dan keyakinan yang ekstrim sesuai maksud dan tujuan mereka yang berkuasa dan mampu mengendalikan sepenuhnya. Memanjakan dan mengistimewakan serta mengagung agungkan keunggulan dan martabat kaum muda untuk tujuan durhaka pemimpinnya. Caranya ialah dengan memotong dan menghilangkan `Mata Rantai kehidupan` generasi baru ini dari rantai kehidupan normal sebelumnya. Menggantinya dengan mata rantai hasil rekayasa.
Dalam karier kekuasaan mutlak yang berumur singkat disebabkan kerakusan, keserakahan, kebejatan moral serta perasaan megalomanianya yang kelewatan, akhirnya dengan cepat menghancurkan segala ambisi yang melekat pada dirinya. Naziisme berumur singkat dan runtuh serta dikutuk dunia. Naziisme, satu ideologi dan faham yang hingga kini masih ada yang memuja serta mempertahankan eksistensinya walau secara sporadis dan berkekuatan relatif kecil.
Yang ironis ialah; faham Hitler yang atheis ini dan dikutuk dunia muncul dalam bentuk lain tapi maknanya serupa. Bahkan dilakukan dan disponsori oleh orang lain yang katanya sangat taat pada perintahNYA serta memuja kebesaranNYA. Bukankah hal seperti ini munafik.
Bahkan banyak Pemimpin Negara, khususnya yang atheis berbuat sama kejam dan buasnya seperti Hitler setelah dirinya dan ideologinya disingkirkan. Itulah fakta manusia yang hanya mendewakan kekuasaan dan kekayaan.
Dalam ideologi, faham dan ajaran ajarannya, Hitler tidak sejalan dengan Marxisme, Komunisme serta ideologi dan faham lain yang pada umumnya dianggap menentang atau berseberangan dengan pandangannya, tetapi dalam kenyataan, apa yang diperbuat ada beberapa kesamaan yang kandungannya melawan kodrat manusia; diantaranya yaitu : Menanamkan pada jiwa dan semangat anak anak khususnya generasa muda umumnya yang disiapkan sebaga Masyarakat Jerman Baru demikian rupa sehingga hanya ada rasa cinta, patuh, taat dan setia pada Pemimpin, Penguasa dan Negara secara mutlak. Ikatan rasa cinta dan hormat pada Orang Tua, lingkungannya atau kepentingan lain dihapus bersama sama – mata rantai – yang sengaja diputus dalam kehidupan generasi muda itu Penguasa dan Negara adalah segala galanya dan diprioritaskan diatas kepentingan yang lain. Ini salah satu kemiripan yang diterapkan dengan segala cara oleh faham Marxisme, Komunisme. Semua ini bertolak belakang dengan falsafah Confusius. Filosof Tiongkok yang sudah ribuan tahun usianya. Bahwa : Mengabdi, menghormati orang tua dan lelulur adalah perbuatan mulia manusia.
Buku karangan Hitler dijadikan “Kitab Injil” kaum Nazi; yaitu “Mein Kampf” ( Perjuanganku ). Sangat digandrungi kaum muda dan pendukungnya yang mengidolakan dan menyanjung semua pemikiran dan perbuatan Pemimpin Brutal ini ( Kaum Loyalist ). Buku ini secara khusus berisi pandangan dan prinsip hidupnya yang gila dan bagi manusia normal dan beradab bisa dianggap sesuatu yang `Terkutuk dan Bejat`.
Kebenciannya kepada Kaum Yahudi umpamanya, juga etnis lain walau belum separah apa yang, diperbuat terhadap etnis satu ini, demikian mengerikan. Alasan yang amat kuat dan dicari cari untuk mendukung perbuatan keji yang dilakukan dan direalisir tanpa peduli penilaian dunia ialah: Etnis keturunan Yahudi ini sebagai Warga Negara Jerman sangat mencolok dalam mendominir di hampir semua kehidupan masyarakat Jerman. Antara lain yang sangat terasa dan nyata di Bidang Perekonomian serta pos pos utama seperti Perbankan, Perdagangan, Usaha Raksasa dan sebagainya. Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan Tehnologi Tinggi banyak dari para cerdik pandai dan Ilmuwan terkemuka yang lahir dari etnis Yahudi di Jerman. Nama besar yang dikenal dunia dalam Bidang Tehnologi Tinggi akhirnya menjadi rebutan antara dua kekuatan besar saat Jerman menjelang bertekuk lutut dan mulai kolaps. Baik pelarian maupun dengan paksaan dan penggiringan. Sebagian lari atau diboyong ke Amerika Serikat dan lebih banyak lagi digiring oleh Uni Sovyet ke negaranya dengan paksa.
Akibatnya, dua kekuatan besar ini terkenal dengan Tehnologi Tinggi ( Atom hingga nuklir ) dan Pengetahuan Penguasaan Ilmu Pesawat ( Roket hingga Pesawat Ruang Angkasa ). Sulit untuk bisa dipungkiri bahwa hal ini merupakan sumbangan nyata Ilmuwan Yahudi pada kedua Negara itu sehingga keduanya unggul.
Sedangkan kepercayaan dan keyakinan si Srigala Lapar Hitler ini adalah: Bangsa Jerman sebagai keturunan Ras Aria adalah bangsa utama di dunia, diatas segalanya. Akibatnya, dirinya merasa tercoreng apabila etnis Yahudi ini mendominir titik dan pos utama negaranya. Cita cita, ambisi dan keinginannya terbesar didorong sakit jiwanya, keserakahan serta kerakusannya ialah; memusnakan etnis ini dengan segala cara yang murah tapi menyiksa dengan menimbulkan penderitaan tak terbatas, kejam serta sadis tak terkirakan, tidak manusiawi dan a moral dari muka bumi Jerman Raya. Apabila memungkinkan dan ada kesempatan, menghapusnya dari muka bumi. Caranya, dengan menguasai Negara disekitar Jerman dan sedapat mungkin di dunia pada akhirnya. Jalan pintas dan pembasmian ini memang dilaksanakan dalam kenyataan segera kekuasaan berada ditangannya.Perbuatan yang tentu saja dikutuk bangsa bangsa lain yang berpikiran normal. Negara inipun pernah mengalami keadaan yang hampir mirip seperti itu terhadap salah satu etnis walau dalam skala lebih kecil dan tidak bombastis. Pengalaman ini tidak terlupakan. Syukurlah Pemimpin bangsa waktu itu masih banyak yang berpikiran sehat sehingga bisa mencegah kebrutalan yang muncul untuk tidak meluas dan hanya berlangsung dalam jangka waktu yang relatif singkat. Semua ini terjadi setelah Perang Dunia II baru saja berakhir. Keadaan seperti ini terjadi karena indoktrinasi dan hasutan kepada rakyat yang belum faham arti kemerdekaan secara benar. Merdeka dianggapnya sebagai peluang untuk berbuat apa saja. Juga indoktrinasi bahwa etnis kecil ini telah menguasai kehidupan bangsa yang besar ini ( jumlah ). Akibatnya harus disingkirkan. Kuatnya sorotan dunia dan itikad baik Para Pemimpin yang masih berhati nurani, akhirnya bisa mengatasi, menguasai keadaan dan mencegah keadaan ini berlanjut..
Bisa kita bayangkan apabila pada masa seperti sekarang ini, dimana dunia sudah banyak berubah dalam pandangannya. Nilai hidup yang makin dihargai tinggi. Martabat manusia dan Hak Asasi diangkat dan dilindungi. Keyakinan serta kemerdekaan berpikir dan berpendapat sebagai individu ataupun golongan dijunjung tinggi dan dilindungi. Penindasan dan Perbudakan tersembunyipun dan dalam segala bentuknya terus diperangi dan dicegah karena nyata melanggar Rasa Perikemanusiaan dan Hak Asasi Manusia ( HAM ) . Human Rights PBB. Pancasila, Falsafah hidup negara kita. Peradaban manusia satu sama lain makin didekatkan melalui teknologi dan hubungan peradaban antar bangsa. Lalu, muncul Pemimpin dan manusia manusia di dunia yang bermaksud dan berambisi menciptakan dan melakukan pembentukan manusia khususnya golongan Generasi Muda untuk diarahkan kepada perbuatan ekstrim dan barbarian – tidak manusiawi seperti yang terjadi di Jerman Raya sebelum Perang Dunia II dimana pribadi dikosongkan sebagian dan diganti dengan pola berpikir yang selaras dengan kekejaman yang dilakukan Pemerintahnya. Tega untuk membentuk insan manusia demi memuaskan ambisinya melakukan dengan sengaja `Penghapusan Golongan ( etnis ) atau Salah Satu Bangsa dari Muka Bumi` hanya karena perbedaan pandangan dan prinsip serta keyakinan hidup. Padahal, keanekaragaman dalam segala hal di dunia ini adalah hak setiap manusia dan milik semua bangsa. Bapak Bangsa menanamkan jiwa dan semangat ini. Bukankah manusia yang mempunyai maksud dan tujuan seperti ini laksana Hitler Hitler Baru.
Karenanya, bagi orang tua maupun pemimpin dalam ruang lingkup kecil maupun besar dan siapa saja yang bertanggung jawab dalam membentuk dan memberi arah kepada anak anaknya, generasi muda serta mereka yang masih murni dan tulus dalam jiwanya, baik dirumah maupun pada institusi institusi kemasyarakatan, lembaga lembaga resmi dan sejenisnya, tinggalkan cara cara yang amoral dan destruktif ini.
Jangan sampai tanpa sengaja ataupun memang berencana; membentuk karakter manusia penuh keangkaramurkaan, keangkuhan, arogan, merendahkan martabat sesamanya karena derajat,golongan serta keyakinan. Menganggap diri adalah manusia super dan berderajat lebih dalam segalanya, manusia paling benar serta merasa paling mulia dan sempurna.
Perbuatan seperti ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan juga tidak berbeda jauh dengan semangat dan kebrutalan Hitler, si manusia srigala di abad modern ini. Yang telah menghilangkan satu rangkaian mata rantai ( Missing Link ) dalam kehidupan sesamanya untuk dijadikan srigala srigala baru.
Hilangkan dalam keluarga, kemanjaan yang berlebihan dengan mengubur putera puterinya dengan kenikmatan dan gemerlapnya materi duniawi yang tak terbatas hanya karena rasa kasih sayang yang diutarakan secara keliru sehingga meracuni jiwanya dalam pertumbuhan menuju manusia dewasa yang mandiri dan mawas diri. .
Juga sikap overprotective yang berlebihan, bukan untuk melindungi keselamatan dan kesejahteraan secara normal, tetapi memotong mata rantai hubungan dengan keyataan yang ada diluar pagar, tanpa diyakinkan bahwa jumlah manusia terbesar yang kelak juga menjadi sesamanya, kerabatnya, lingkungannya dalam hidup ini berada yang diluar pagar banyak yang tidak seberuntung dirinya dan tetap harus dihargai sebagai sesama dan rekan dalam kehidupan.
Bahwa jangan sampai menimbulkan kesan pada anak anaknya; perasaan jijik dan rendah untuk bergaul dengan mereka yang tidak sederajat dan seberuntung dirinya. Status dijadikan kerangkeng pemisah sehingga anak anaknya benar benar terputus dengan keadaan alam dan suasana sekitarnya. Dalam pertumbuhan jiwa raganya.
Apalagi mengindoktrinasikan pandangan bahwa pihaknya adalah sebagai `Keluarga Agung`, manusia terpilih dalam segala hal dibanding mereka yang berada diluar lingkungannya. Yang dibawah derajat dan statusnya adalah manusia rendah tak bernilai. Harus dijauhi dan dihindari.
Bukan sekedar satu joke. Hal ini benar terjadi, satu kenyataan yang hidup khususnya dikalangan mereka yang merasa berada di awang awang. Anak anak hidup dalam halusinasi kemewahan serta kemudahan dan kemegahan kebendaan tanpa batas, tapi jiwanya kosong dari kenyataan hidup sebenarnya. Kasih sayang berlebihan, juga mungkin karena orang tua selalu ` Rush Hour` sehingga membungkam anak anaknya dengan cara penghamburan materi. Keadaan ini akan merusak masa depan generasi penerusnya. Setidak tidaknya akan tumbuh menjadi pohon berduri ditengah kaumnya. Sulit bergaul dengan sesamanya secara tulus. Apalagi untuk mau berbagi rasa dengan sekitarnya dengan segala kelebihan yang dimiliknya. Sungguh suatu kesalahan dan pengingkaran luar biasa terhadap nilai nilai kemanusiaan yang seharusnya ditanamkan pada setiap generasi yang diharapkan kelak bisa mumpuni sebagai tonggak bangsa dan Negara. Sempurna, tidak mungkin. Asal sedikit mempunyai andil pada pembentukan nilai nilai spiritual Generasi Muda agar berguna.
Pribadi yang dibentuk dengan cara eksklusif ini tidak akan pernah bisa merasakan kehidupan nyata apalagi mau menengok sekejab penderitaan manusia lain; yaitu mereka yang kurang beruntung; ` The have not ` karena dalam pertumbuhannya dia tidak berdekatan apa lagi bersentuhan, mengalami dan merasakan kenyataan yang ada didepan hidungnya. Tetapi, manusia seperti ini apabila suatu saat mengalami kesulitan hidup. Sulit untuk bangkit dari usaha sendiri karena cepat putus asa dan patah semangat karena terbiasa semuanya serba siap dan tersedia.
Karenanya, dalam Keluarga Kaya Raya ( High Society ) yang bijaksana dan berpandangan luas, melihat jauh kedepan. Baik Penguasa ataupun Para Raja dan golongan Ningrat yang berpikiran moderat, demi kebaikan anak dan generasi penerusnya dikemudian hari, berusaha mendekatkan buah hatinya ini dengan kehidupan keras, nyata dan mandiri dimana luang untuk kemanjaan tidak ada toleransi samasekali.
Caranya bermacam macam. Umpamanya, disekolahkan dalam pendidikan yang campur dan membaur. Dimasukkan asrama walau dirinya sangat mampu menghidupi putera – puterinya secara langsung. Diikutkan training dan latihan kemiliteran dengan kehidupan yang keras dan penuh disiplin sehingga tidak sampai kehilangan mata rantai penghubung sesama manusia pada umumnya. Bisa merasakan kehidupan yang sebenarnya, bahkan lebih tertata dalam hal pribadi yang mandiri dan mengenal lingkungan. Kecintaannya dan kasih sayang pada generasinya dinyatakan dengan cara mengutamakan warisan bermanfaat demi kehidupannya, bukan untuk jangka pendek, tetapi kehidupan masa depan yang baik sebagai modal utama. Mengapa harus menciptakan jurang yang dalam dan lebar terhadap generasinya dan sesamanya yang pada akhirnya sulit dibangun jembatan penghubung diatasnya. Justru seharusnya diciptakan hidup yang saling menghargai dan menghormati. Hidup dalam suasana penuh kedamaian, kebersamaan dan saling memahami dengan toleransi tinggi.
Pada Pemimpin dunia, Lembaga, Institusi, kelompok, keluarga yang dengan segaja maupun akibat kelemahan metode pembinaan, menciptakan robot setengah manusia dengan mengebiri mata rantai kehidupan generasinya sendiri sekedar untuk memenuhi / memuaskan maksud dan tujuan ambisius mereka yang sedang berada diatas, mapun untuk kenikmatan emosional jangka pendek, semoga mau menyadari kekeliruan fatal yang merusak tatanan manusia dalam perjalanan kehidupannya kelak..
Tidak sedikit mereka yang sadar sebelum terlambat dan bisa mengkoreksi diri serta membaca bathinnya dengan hati jernih dan jujur, tidak jarang justru kembali menjadi tokoh dan pribadi terpuji.Memang satu kenyataan, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam hidup ini, secara alamiah, untuk menjaga adanya keseimbangan secara timbal balik di bumi ini, adalah wajar terjadinya berbagai tingkat kehidupan dan status manusia.
Ada Pemimpin, pasti harus ada yang dipimpin. Ada yang kaya dan juga tidak sedikit yang rakyat marhaen dan kebanyakan. Ada yang pandai, lebih banyak lagi yang sederhana pemikirannya. Yang berprestasi dan juga yang biasa saja dan sebagainya. Ini memang keanekaragaman hidup. Semuanya untuk menjaga adanya keseimbangan dan saling mendukung. Bagaimana sekiranya di dunia ini hanya ada sepihak saja. Bukankah akan pincang dan mandeg.
Semboyan sama rata sama rasa oleh siapapun yang dahulu sering dideklarasikan adalah suara orang orang keblinger dan pembohong besar serta` Gombal`. Di Negara Marxisme, Komunisme tulen Negara Sosialis ekstrimpun ada perbedaan tingkat dan status dalam masyarakatnya. Bahkan Pemimpin yang menggembar gemborkan persamaan sama rata sama rasa itu, ternyata diluar; rakyatnya makan rumput minum air hujan. Di istananya para pemimpin dan koleganya makan kaviar minumnya anggur kelas dunia.
Pembagian kutub utama yang ada secara nyata seperti masyarakat pada umumnya, menengah dan kalangan atas ( High Society) dan Pemimpin tak terhindarkan dan memang kenyataan yang tidak perlu dipergunjingkan.. Adanya berbagai tingkat sosial dan status pada masyarakat inipun tidak bisa dihapus dengan faham dan metode apapun. Inilah hukum keaneka ragaman hidup yang wajar dan tidak akan membawa pangaruh negatif dan menghancurkan asal tidak sampai terjadi sekat antar golongan apalagi antar kelas, faham dan keyakinan dalam masyarakat. Sikap saling tidak perduli bahkan terjadi penindasan yang kuat terhadap yang lemah. Yang mayoritas terhadap minoritas dalam segala bentuknya. Pelecehan yang diatas dan yang kaya raya terhadap sesamanya yang tidak dan kurang beruntung. Yang cerdik pandai meremehkan yang berpikiran sederhana dan sebagainya.
Perlu diingat, betapapun perbedaan status ini berbeda beda, tetapi udara yang dihirup untuk kehidupan semua umat manusia adalah udara yang sama. Ini bukti bahwa nilai kemanusiaan itu adalah sederajat. Bahkan keanekaragaman ini merupakan simbiose mutualisme. Laksana dalam ekosistim kehidupan satwa yang terjadi di bumi ini. Yang satu tidak akan menghabiskan, meniadakan yang lain apabila semuanya berjalan secara wajar sesuai Hukum Alam tanpa terlibatnya manusia untuk ikut menghabisi dan merusaknya.. Justru sebaliknya, akan terjaga kestabilan, keseimbangan, harmonisasi serta saling memberi manfaat satu dengan yang lain secara timbal balik..
Setiap pemaksaan yang melanggar Hukum Alam, pasti akan menimbulkan kerusakan dan pemusnahan serta disharmonisasi pada alam itu. Baik terhadap manusia, mahluk hidup lain dan segala isi bumi bahkan alam semesta. Perbuatan meniadakan sebagian mata rantai kehidupan, menggantinya dengan mata rantai palsu buatan “Manusia Angkara Murka”, sangatlah tercela karena telah membentuk satu generasi yang tumbuh diluar jalur kemanusiaan dan bertentangan dengan Hukum Alam tadi. Bisa memunculkan Hitler Baru bertopeng “Demi ….macam macam alasan” yang sulit diterima akal sehat. Semua usaha untuk menjaga kestabilan dan keharmonisan kehidupan walau dilakukan dalam kalangan kecil, sangat bermanfaat. Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit, kata pepatah. Memang membutuhkan waktu dan kesabaran untuk mencapai hasil demi kebaikan dan tatanan dunia baru yang lebih manusiawi dan beradab. Untuk merealisir hal ini, mulailah perbaikan dari diri sendiri
Jadilah manusia yang mempunyai prinsip hidup dan pandangan hidup yang mutualistis dan altruis melalui sikap ` To take and give ` sejati. Alangkah bahagianya sekiranya anak cucu kita kelak merasakan kedamaian sejati atau setidaknya sebagian besar umat manusia sungguh sungguh sadar untuk apa dan tujuan apa selama hidup di dunia yang fana ini.
PEMBINAAN MENTAL KARATE
Perguruan ini dan cita citanyaPengalaman dan kenyataan hidup inilah yang juga kami pakai saat Perguruan PEMBINAAN MENTAL KARATE mulai tumbuh 40 tahun lalu di Kota – Desa Batu, Malang pada 7 Mei 1967. Warga dengan Peraturan dan Ketentuan serta disiplin yang ditanamkan melalui metode Pembinaan Mental Spiritual yang terarah disatukan dalam Dojo ( Tempat Latihan ) tanpa melihat dan membedakan status, tingkat sosial, etnis, golongan, keyakinan, agama maupun pendidikan apalagi keyakinan politiknya.
Warga dilatih berbaur dan semua merasakan hal yang sama. Karate Gi ( Pakaian Karate) yang dipakai sama, terbuat dari bahan blaco murah yang sama. Sabuk Tingkat sangat sederhana, bahkan warna tingkat dilakukan dengan zat pewarna, isi dari bahan yang termurah. Semua ini karena keyakinan, bukan mutu sabuk yang menentukan, tetapi nilai nilai PEMBINAAN itulah yang kelak akan berbicara. Karena Perguruan memang tidak dimulai berlandaskan kekuatan materi, melainkan berlandaskan tekad dan tujuan baik.
Keringat bertempelan menjadi satu adalah simbol persaudaraan dan kebersamaan yang tulus. Perlakuan sama.terhadap semuanya. Tidak ada kemanjaan, kekhususan dan pengistimewaan pada siapapun.
Dalam suasana dan keadaan kebersamaan masyarakat generasi muda khususnya, dalam jumlah dan lingkungan terbatas ini, sudah ditanamkan dan merupakan pembelajaran bagaimana sebenarnya hidup dalam pergaulan dan bermasyarakat yang baik. Semuanya ini dimanifestasikan melalu gemblengan lahir bathin Karate dan Falsafahnya sebagai fondasi bagi seluruh pengikut. Karena kami percaya, Falsafah Karate, yaitu `Bushido` yang melandasi gerak langkah Perguruan cukup Universal. Jauh dari egoisme dan eksklusifisme.
Saling mengenal dari dekat dalam ketulusan dan persahabatan dengan sesamanya dengan hati bersih untuk tujuan bersih pula. ( Janji Karateka Perguruan ). Memahami secara dekat sesamanya dalam suka dan duka selama bersama sama mengalami gemblengan mental dan phisik yang tidak ringan.
Keringat bertempelan satu sama lain tadi, tangan bergandengan, ketertiban dan kedisiplinan ditaati bersama sama dalam pergaulan yang nyaman penuh persaudaraan. Tidak terjadi pengelompokan dalam bentuk apapun seperti yang sering terjadi. Semangat kuat untuk bersatu. Merupakan landasan dasar yang amat berguna dalam kehidupan yang berkelanjutan di kemudian hari. Sumbangan demi masa depan generasi muda ini memang sedikit. Mungkin tak berarti dibanding dengan proyek proyek besar yang selalu digembar gemborkan, tetapi lebih banyak omong kosongnya daripada bukti nyata sebagai bekal kehidupaan berbangsa dan bernegara.
Kami yakin dan percaya; laksana ` Ragi` yang baik, sedikit tetapi akan mampu mengubah yang banyak menjadi manis, sesuatu yang bisa dinikmati bersama. Demikian juga dengan Karateka yang terbentuk. Sedikit tetapi diharapkan bisa menjadi ragi minimal ditengah lingkungannya. Setidaknya, Perguruan telah memberi bekal hidup yang manusiawi dan mungkin bermanfaat pada dirinya dalam mengarungi dan menghadapi rintangan dan kesulitan hidup dengan menjauhkan diri dari kata ” Mudah Menyerah “.
Sedikit persembahan demi Persatuan dan Kesatuan Bangsa nyata yang bisa kami berikan dan sumbangkan, laksana memurnikan air seember dari sebuah danau yang luas, tetapi rintisan dan cita cita untuk membentuk manusia berhati nurani tanpa keangkuhan dan sikap arogan pada sesamanya, siapapun dan apapun telah memberikan hasil nyata. Selama 40 tahun eksistensi Perguruan, beribu ribu kaum muda khususnya Generasi Tonggak Bangsa telah merasakan PEMBINAAN MENTAL ini.
Salah satu Visi dan Misi Perguruan sejak berdirinya; adalah : Mengintegrasikan Pemuda – Pemudi Indonesia dengan rasa Persatuan dan Kesatuan Nasional yang Internasional.
Dalam kehidupan ditengah masyarakat menekankan Motto Perguruan :
Karateka menyesuaikan diri dengan lingkungannya, bukan sebaliknya.
Karateka menghormati masyarakat, masyarakat menghargai karateka.Dalam memberi bekal keyakinan untuk perjuangan hidup, kami pesankan :
” Tiada suatu hasil bisa dicapai tanpa ketekunan dan pengorbanan. Tiada ketekunan dan pengorbanan bisa diberikan terus menerus tanpa keyakinan. Tiada keyakinan bisa bertahan tanpa menyadari untuk apa ini semuanya”. ( 1972 ).Perguruan berusaha mempertahankan tiap mata rantai kehidupan warganya selama mengikuti gemblengan phisik dan mental. Sebagai modal kuat dan utuh untuk masa jauh kedepan. Lama berlatih dan berkumpul bukan masalah utama asal kenangan yang indah walau sedikit telah meresap kedalam hati sanubarinya yang dalam. Kelak dengan masa pertumbuhan phisik kejiwaannya, bekal yang sedikit ini pasti akan tumbuh berkembang dan berbuah demi kebaikan diri dan sesamanya. Rasa persaudaraan yang spontan karena kebersamaan yang tulus terjadi Di luar ini, segala kekurangan adalah wajar. Tiada suatu yang mutlak sempurna.
Itulah sebabnya, dalam tahun-tahun yang serba sulit setelah pecahnya G – 30 – S tahun 1965, saat Perguruan mulai tumbuh, dimana rasa Persatuan dan Kesatuan Bangsa sangat terkoyak koyak dan setengah kolaps. Nyatanya, perkembangan institusi kecil dan sederhana ini berjalan lancar dan mulus tanpa hambatan berarti karena memperoleh kepercayaan, dukungan dan sambutan masyarat tanpa ragu terhadap itikad baik kami walau pada mulanya timbul kecurigaan. Hal ini wajar. Perkembangan melebar ke seluruh pelosok Tanah Air tanpa hambatan berarti hingga kini. Semuanya karena rasa bangga dan dedikasi nyata warga senior untuk tetap mendukung keberadaan Perguruan.
Perubahan sikap mental manusia minimal bisa dilakukan dengan dua cara yaitu : Melalui metode cepat atau ditata perlahan dan sabar.
Merubah serta membenahi sifat dan sikap mental manusia ( Merubah bukan Mengisi Baru ) agak kurang mulus apabila dilakukan dengan cara-cara segera, cepat, instant, karena kepribadian yang sudah terbentuk dan tertanam serta berakar dalam hati ini tidak mudah dan tidak mungkin dibongkar dalam sekejab dan dirubah dengan kepribadian yang terpuji. Untuk ini semua, membutuhkan kesabaran dan langkah setapak demi setapak yang memang terasa lamban tapi mantap dan terarah. Hasilnya akan terlihat walau dibutuhkan waktu untuk perkembangannya. Laksana menebar biji, tidak bisa langsung tumbuh dan dipetik buahnya. Membutuhkan waktu dan pemupukan.
Roma tidak dibangun dalam tempo sehari.
o0o ( nardi tn – II, 07)