MULTUM IN PARVO

CUPLIKAN OSHI SHINOBU NO.13 / 2006

MULTUM IN PARVO
 

Kalimat singkat dalam bahasa Latin ini mempunyai arti ` BANYAK DALAM YANG KECIL`. A lot in a little atau kalau dijabarkan lebih luas berarti `Bermacam macam tapi bisa ditemui dalam bentuk yang kecil`.
 

Bermacam macam disini bisa berarti mengenai Sikap, ciri ciri spesifik,kelakuan, sifat,karakter,bentuk, jenis dan lain sebagainya.Sesuatu yang kecil tetapi kompak, padat berisi serta mewakili bermacam macam dan beraneka ragam unsur unsur yang baik yang ada diluarnya, yang sejenis terutama. Multum in parvo ini juga layak sekiranya digunakan sebagai `Slogan Perguruan` PEMBINAAN MENTAL KARATE ini dimana didalamnya terdapat keaneka ragaman unsur yang simbiose mutualistis dari berbagai bentuk yang ada diluar.Unsur falsafahnya,unsur pendekatan jiwa – raga,unsur mental – spiritual,unsur kegunaan secara praktis Seni Beladiri,unsur kemanusiaan dan manusia didalamnya,unsur keaneka ragaman yang berhubungan dengan hakekat Kebangsaan yang selalu dikedepankan

Perguruan ini sejak lahir hingga usianya yang ke 39 ini belum pernah mengklaim dirinya sebagai Perguruan Karate yang besar.Besar dalam arti jumlah.Tetapi,selalu berusaha untuk memantapkan semboyan ` QUALITY ABOVE QUANTITY` dan ` SMALL IS BEAUTIFUL` daripada besar dan dibesar besarkan (difatamorganakan) tetapi tidak terfokus pada tujuan Pembinaan Mental Spiritual sesuai falsafah seni beladiri yang diharapkan bisa dominan didalam pengembangannya disamping tentunya tidak diabaikan physical fitness dan technical ability.Kebugaran phisik dan kemampuan/ketrampilan bertehnik dalam karate. Walau disana sini masih terdapat kekurangan dan kelemahan adalah manusiawi. Tanpa memperhatikan itu semua,mudah terjadi kepincangan dan tidak terdapatnya keseimbangan antara jiwa & raga.Terbentuklah Karateka Instant yang menonjolkan kemampuan badaniah tetapi didalam kerangka kehidupan sebagai manusia, kosong melompong sehingga dengan makin lajunya usia manusia meninggalkan keremajaan dan masa muda menuju manula,dimana jasmani mulai mengalami degenerasi pada berbagai organ utamanya,hilang keprimaan dan semua kelebihan phisik yang pernah disandangnya,tinggallah kerangka rapuh dibalut daging tua tertutup kulit yang keriput tanpa bobot kemanusiaan dan manula yang seharusnya tetap potensial,setidak tidaknya bukan secara phisik tetapi mental kejiwaan yang bisa menjadi suri teladan dan panutan generasi penerusnya,justru sebaliknya, malahan tiba tiba muncul `Power Sindrome` yang tak terkendali mengakibatkan perbuatan perbuatan tidak terpuji dan mengagetkan.

Dalam Perguruan yang kecil ini sebenarnya terdapat segala unsur hidup kemanusiaan dan manusia yang diharapkan bisa lebih unggul daripada sekedar mengenal dan mengerti Seni Karate untuk tujuan pertahanan jasmani belaka.Karena apa yang ada diluar sana tidak mungkin semuanya kita hadapi melalui kekuatan phisik dan tehnik karate.Sering kita jadi tak berdaya dan kemampuan kita yang didukung kondisi phisik yang primapun menjadi tak berarti apa apa.Sebaliknya; melalui gemblengan yang cukup berat dan tak dipungkiri sering menimbulkan rasa kurang menyenangkan,jenuh dan bosan serta datar, justru disinilah letak ujian terberat bagi manusia untuk mengolah jiwa raganya dalam keadaan seimbang menuju hari depan yang lebih berarti dalam hidup yang sebenarnya, penuh cobaan,kelemahan dan tantangan ini. Ironis sekali dan sering membahayakan jiwa dan raga kita kalau dalam kehidupan ini hanya ingin yang enak serta nikmat saja dan `cepat saji` (Instant) dalam usaha mencapai hasil yang baik untuk memberikan kepada jasmani dan rohani kita nilai nilai kehidupan seperti yang diharapkan.Mustahil cara yang demikian ini bisa berhasil atau bahkan kita makin frustasi dan gelisah seirama dengan makin dekatnya kita pada titik kehidupan akhir. Seperti halnya dalam melakukan meditasi.Harus tekun,mungkin membosankan dan sering menimbulkan perasaan tersiksa terutama bagi mereka yang ingin cepat cepat memiliki sesuatu kelebihan diluar kodratnya sebagai manusia atau bagi mereka yang belum melakukan apa apa sudah bertanya;`Apa hasil luar biasa yang bisa ku capai melalui meditasi ini?`. Mereka yang bermeditasi berlandaskan pemikiran dan niat serta semangat yang instant ini mustahil bisa bertahan karena tiada hasil bisa dicapai tanpa ketekunan dan pengorbanan. Jangan bertanya :` Apa hasilnya nanti?` tetapi lakukan dengan benar dan tekun untuk jangka waktu yang panjang.Apabila hal ini bisa diatasi,tanpa ditanya lagi hasilnya akan muncul dan terasa adanya suatu kebahagiaan pada diri kita,karena kebahagiaan itu ada dalam hati sanubari kita sendiri,bukan diluar.Bahkan kita bisa tercengang akan apa yang kita peroleh.Bahwa segala pengorbanan dan kerendahan hati kita untuk mau melakukan `Meditasi` secara teratur telah membawa hasil bagi kemanfaatan raga khususnya mental spiritual kejiwaan.

Dalam hal karate sebagai Seni Beladiri, Sistim Kyokushinkai Karate ini mengajak Warga Perguruan mendekati kenyataan yang ada dalam hidup ini.Bagaimana seseorang harus membela diri dalam keadaan terdesak dan terpaksa.Mengenai lawan dan dikenai oleh serangan lawan merupakan hal yang harus dilalui dalam latihan latihan sehingga pribadinya sadar segala risiko yang timbul sebagai akibatnya.Hal ini sangat berpengaruh pada sikap kesadaran manusia bertanggung jawab dan mawas diri untuk tidak gampang serta sembrono mengumbar kemampuannya karena kesadaran tinggi bahwa; Seni Beladiri ini hanya untuk keadaan terpaksa dan tidak ada jalan lain untuk menghindarinya dan sadar pula bahwa diluar sana tidak sedikit manusia yang melampaui kemampuan kita dan lebih hebat secara phisik. Kenyataan ini,dalam perjuangan hidup sehari hari akan menjadi sifat dan sikap yang tahan uji,sikap percaya diri,tidak gampang menyerah dan menyadari bahwa memang kehidupan ini keras dan berat.Apa yang diperoleh dalam latihan sehari hari yang tekun dan tahan uji sangat berpengaruh pada corak dan perilaku hidupnya ditengah perjuangan dalam meniti karier umpamanya.Hal ini benar benar merupakan suatu kenyataan. Dalam idealisme dan cita cita `Keluarga Besar Perguruan` PEMBINAAN MENTAL KARATE, sejak lahirnya puluhan tahun lalu mengedepankan Rasa Kebersamaan tanpa pilih pilih dan pandang bulu, dari segi Berbangsa dan Bernegara;antara lain mengutamakan Persatuan Nasional Yang Internasional,cinta Bangsa dan Negara seperti Motto Perguruan :PRO PATRIA ET POPULO (untuk Nusa dan Bangsa).Dijaga dan dilaksanakan usaha yang bersungguh sungguh untuk menghindari disharmonisasi dalam Perguruan khususnya hal yang sangat sensitif dengan masyarakat disekitarnya lebih lebih hubungan yang kompleks dengan masyarakat luas. (Motto Perguruan : Karateka menyesuaikan diri dengan lingkungannya,bukan sebaliknya dan Karateka menghormati masyarakat,masyarakat menghargai karateka.) antara lain yaitu: Tidak membeda bedakan golongan,etnis,tingkat sosial,agama,kedudukan,keintelektualannya,pemuda dan pemudi,yang kuat dan lemah,kelebihan dan kekurangan sebagai manusia.Semua dirangkum secara sederajat.Perguruan menekankan PEMBINAAN MENTAL SPIRITUAL diatas PHYSICAL FITNESS DAN PHYSICAL ABILITY(Kebugaran phisik dan kemampuannya), menyadari bahwa dengan berjalannya tahun demi tahun kerapuhan phisik pasti menyertai hidup kita,tetapi sebaliknya SIKAP MENTAL SPIRITUAL setidak tidaknya bertahan dan stabil atau apabila memungkinkan;ditingkatkan dan disempurnakan.
Masih banyak hal positif lain yang bisa dipetik hikmahnya apabila jalan yang terbentang dihadapan kita ini lebih ditelusuri secara cermat dan diikuti dengan hati yang tulus,ikhlas dan jujur pada diri sendiri.

Multum in parvo bisa kita pertahankan asal Para Pembina (Pelatih) menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan pembinaannya sesuai dengan apa yang menjadi landasan dasar dan falsafah Perguruan,bukan semaunya. Multum in parvo bisa tercapai apabila Warga Perguruan sadar,untuk apa mereka berlatih Kyokushinkai Karate dan menekuninya untuk bisa memetik hikmahnya.

Semoga semangat kita tetap bertahan dan merupakan tungku perapian yang tetap menyala menghangatkan Perjalanan Perguruan yang masih panjang ini.Amin.
(Nardi T. Nirwanto SA)