SEKALI LAGI MEMPERINGATI SOSAI OYAMA

SEKALI LAGI
MEMPERINGATI SOSAI OYAMA
(Meninggal 26 April 1994) Cameron F. Quin

 

Upacara Peringatan meninggalnya Sosai……apa yang ada dalam pikiran Matsui? apabila ia mau nerenungkan ini semua……
Minggu, 27 April 2008
Upacara Peringatan meninggalnyau Sosai adalah contoh yang sempurna bagaimana Matsui San tidak pernah memikirkan atau mungkin dimanipulasi oleh orang orang di sekelilingnya, terutama Sekretarisnya Nona Tomita dengan pengaruhnya diluar kesadarannya. Akan saya coba jelaskan.

Sosai itu laksana ayah, kakek dan suami. Secara tradisional pada Upacara Peringatan secara Agama Shinto dihadiri dan dilaksanakan oleh atau untuk keluarga.

Kemarin keluarga Sosai menyelenggarakan peringatan meninggalnya Sosai di Honbu, menyambut dengan ramah setiap orang. Waktu itu adalah saat yang membahagiakan dengan hadirnya warga senior termasuk Nick Pettas, Shihan Soeno, Shihan Sato Katsuaki ( Juara Dunia Pertama yang dulu pernah jumpa wakil Indonesia, Richard H.Soesilo di Kejuaraan Dunia 1975 *) Shihan Takashi Azuma dan pengidola Sosai yang datang ke Honbu untuk memyampaikan rasa hormat mereka. Mereka itu hadir karena mencintai Sosai dan menghargai Honbu.

Masih dalam waktu yang sama pada hari yang sama saat keluarga mengadakan peringatan, Matsui mengabaikan tradisi, mengabaikan keluarga Sosai dan menyelenggarakan upacara peringatan sendiri di Gunung Mitsumine. ( Kuil Mitsumine, waktu Sosai Oyama mendeklarasikan Aliran Karatenya untuk pertamakali *).
Bayangkan, apabila ayahmu meninggal dan keluarga menyelenggarakan upacara pemakaman ayahmu dan teman teman terpercaya dalam bisnis menyelenggarakan upacara di tempat yang berbeda tanpa konsultasi denganmu atau menghubungi kamu! Yang ironis adalah Pengurus dari Kuil di Gunung Mitsumine sebagian besar sependapat sesuai dengan jalan pikiranku karena Ketua Pendeta menempuh 4 jam perjalanan untuk sampai di Honbu menjalankan kewajiban menghadiri peringatan keluarga, tidak memperdulikan kedatangan Matsui dengan gayanya dan berusaha untuk mengesankan dirinya sebagai pemegang otoritas. (Kyokushinkai Karate tentunya).

Keadaan ini sangat tidak layak. Mengapa Matsui melakukan hal seperti ini? Secara sederhana bisa saya simpulkan semua ini adalah cara untuk mengabadikan kesan mitos kewenangan yang diterimanya.
Dia tidak mempunyai kewenangan dalam Kyokushin kecuali kewenangan yang diciptakan melalui kepalsuan oleh dirinya sendiri, atau agaknya, hal itu diciptakan untuk mengabadikan dirinya oleh kelompoknya Tomita dan Gorai. Mereka harus melakukan hal ini kalau tidak masyarakat akan sadar bahwa dia adalah Penguasa tanpa pakaian kebesaran, seorang yang mengangkat dirinya sendiri menjadi nabi palsu perampas yang telah salah dalam kepemimpinannya pada banyak orang selama bertahun tahun. Di Jepang hal ini bukan sekedar salah memimpin; dia menghancurkan hidup dan kehidupan siapapun yang mencoba menentangnya. Dia adalah seorang juara hebat. Dia seorang maha guru. Itulah dia. Hari hari ini dia bahkan tidak menjalankan Kyokushin lagi, menyerahkan bidang tehnik kepada Gorai dan bidang keuangan pada Tomita sementara dia mendalami latihan Aikidonya.
Mengapa masyarakat memberi toleransi pada orang semacam ini, seorang senior Kyokushin yang sekarang memperdalam Aikido dan sambilmenjalankan Organisasi Kyokushin ?

Matsui melakukan hal yang sama memuakkan saat dia ikut campur dalam keluarga Oyama beberapa tahun kebelakang dan bahkan membantu menerbitkan buku yang berpotensi menimbulkan goncangan yang luar biasa dan kesedihan kepada keluarga gurunya. Apabila muncul isyu keluarga yang seharusnya dibicarakan bersama, demi Allah, mengapa Matsui ikut campur secara langsung dan merasa mempunyai wewenang. Dia bukan keluarga. Dia berlanjut menentang, mengabaikan, menyerang, melakukan perbuatan perampasan, menyakiti dan membuat malu keluarga Sosai.
Dia telah mempersulit dirinya sendiri kearah titik dimana organisasi media tidak memperdulikan lagi dirinya. Seperti halnya pendeta di gunung Mitsumine.
Ingat, dana hasil kerja keras kami semua bertahun tahun untuk membangun Honbu baru ? Well, Matsui menguasainya semua dan mempergunakan semua untuk kepentingan kemewahan diri sendiri.
Ingat saat pemakaman Sosai dimana sekitar 6000 rekan dan teman yang datang untuk menyampaikan rasa hormat mereka sebagai tradisi bangsa Jepang, memberi angpao dalam anvlop. Well, Matsui menguasainya semua itu untuk dirinya sendiri. Keluarga tidak memperoleh apa apa. Nol. Aneh. Menjengkelkan. Bukankah demikian ?
Jangan bicara soal moral dan terlebih adalah perbuatan illegal.
Matsui dan kelompoknya memfitnah keluarga dan berkata bahwa keluarga mempunyai banyak uang dan bahkan menghambur hamburkannya untuk mereka sendiri, jadi jangan kirim pada mereka (keluarga Sosai maksudnya); mereka tidak memberi manfaat apapun untuk Kyokushin.
Itulah Matsui dengan investasi multi jutaan dollar real estate di Gold Coast, Australia, Manhattan dan di tempat lain. Pakaian oleh Lavish tailor dan ratusan ribu dollar menantinya.
Sementara itu, Matsui duduk dan menunggui Madam Oyama yang meninggal dalam kemiskinan, tidak mampu memperoleh perawatan yang memadai, di rumah sakit kecil tanpa perhatian layak karena keluarga tidak mempunyai kemampuan dan tidak sanggup memberikan perawatan yang diperlukan.

Dan ironisnya, saya meyakini Matsui tidak peduli akan ironi kehidupannya.
Matsui akan tetap besikap demikian sampai dia terbangun dan sadar, sampai seseorang di kelompoknya menegurnya betapa tidak pantas ( memuakkan ) perbuatannya itu.
Dia adalah temanku dan aku merasa bahagia berada dengannya. Tetapi saya sangat merasa dipermalukan akan kelakuan temanku sebagai murid Sosai. Tuan Matsui! Sadarlah teman lama. Berfikirlah!
(CFQ)