GUNAWAN WIJAYA

Salah satu legenda di Perguruan Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate Do Indonesia yang sejak usia dini hingga sekarang di usia mendekati setengah abad tanpa terputus masih aktif terlibat baik di dalam Kejuaraan-Kejuaraan Nasional, maupun membina warga di dojo.

Lahir di Semarang, pada 7 July 1972. Awal berlatih Kyokushin di Dojo Sasana Suka Semarang pada usia 7 tahun (1979) di bawah asuhan Sensei Iwan A. Cahyadi (almarhum) dan Sensei Soen Cia Ie (Soenaryo Pinandoyo). Tertarik berlatih Karate Kyokushinkai karena diperkenalkan oleh kakaknya sendiri, Andre Wijaya.

 

 

Bersama almarhum Sensei Iwan A. Cahyadi dan team Jawa Tengah, saat Kejuaraan Nasional 2010 di GOR Sumantri Brodjonegoro, Jakarta.

Memperoleh tingkatan DAN III di tahun 1998.

Kejuaraan yang pertama kali diikuti adalah Kejuaraan Se Jawa pada tahun 1980 di kelas junior dan langsung meraih Juara II.

Mulai tahun 1989 (usia 17 tahun) sudah mulai membina (dulu disebut Co Ass Instruktur) pada beberapa dojo (Dojo SMA Sedes, Dojo Weleri, Dojo Hasanudin) yang sekarang sudah bubar semuanya. Saat ini aktif membina di Dojo RRI Semarang.

 

 

Senyuman gagahnya saat mengikuti Kejuaraan Internasional di Kuala Lumpur, Malaysia 2012

Gunawan Wijaya mempunyai kesan yang amat mendalam terhadap Perguruan Pembinaan Mental Karate karena ikatan Persaudaraan se perguruan se Indonesia yang amat kuat. Kemanapun beliau bepergian di Indonesia, setiap bertemu saudara seperguruan, langsung menjadi akrab.

Thropy yang berhasil dikumpulkan sejak kanak2 (kelas yunior), remaja, dan dewasa sudah sangat banyak karena di setiap Kejuaraan yang diikuti nyaris selalu membawa pulang thropy juara, yang kalau dikumpulkan kurang lebih ada 50 thropy.

 

 

Sepanjang periode 80 – 90 an, Gunawan merajai mulai dari kelas Yunior, Remaja, Dewasa <60 kg, Dewasa 61-70 kg.

Setiap partai pertandingannya, maka penonton akan merangsek maju dan antusias menonton. Beliau mempunyai daya tarik tersendiri bagi khalayak pencinta Kyokushin karena ciri khas tendangan Yokogeri (side kick), Ushiro Mawashi geri (spin round house kick) yang sangat ringan dan cepat seperti berakrobat tetapi mematikan. Juga Gedan mawashi geri yang khas dengan timing yang nyaris selalu tepat, sehingga membuat lawannya terpelanting jatuh. Sesuai pertambahan usia dan berat badan, Gunawan sekarang masih aktif bertanding di kelas bebas (71 kg keatas). Dengan berat sekitar 80 kg, berbekal segudang pengalaman, Gunawan masih mampu menjuarai kelas bebas dengan mengalahkan lawan-lawannya yang beratnya 100 kg dan lebih muda usianya.

Jalan-jalan setelah bertanding, di Tokyo

Dari berbagai macam kejuaraan yang diikuti, yang paling berkesan adalah saat bertanding pada Kejuaraan Dunia di Tokyo, Jepang pada tahun 2016. Bangga bisa mewakili Indonesia walau akhirnya kalah angka pada perpanjangan waktu saat menghadapi Karateka dari Polandia.

Pada Kejurnas di Balikpapan 2011 berhasil Juara I walaupun mengalami cedera hingga harus dijahit 10 jahitan.
Walaupun berdarah, tetap melanjutkan pertandingan hingga selesai.

Disamping itu, Gunawan juga secara kebetulan berlatih Judo karena ada kegiatan extra kurikuler di sekolahnya, mulai SMP sampai Mahasiswa. Tingkatan terakhir DAN II Judo. Berbagai Kejuaraan Judo tingkat Daerah maupun Nasional bahkan Internasional telah diikuti. Tahun 1993, Gunawan terpilih mewakili Jawa Tengah pada PON di Jakarta pada kelas 65 kg, walaupun tidak berhasil meraih medali. Ada sekitar 40 medali yang berhasil diperoleh dari Kejuaraan Judo ini.

Tahun 1995, saat itu Wushu masuk ke Indonesia dan mulai populer, saat itu Gunawan baru lulus SMA. Ada pelatih Wushu dari China datang ke Semarang dan mengadakan seleksi untuk Team Jawa Tengah. Dengan bekal kemampuan beladiri Kyokushinkai hasil latihan di Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate Do Indonesia, Gunawan akhirnya terpilih dan bertanding di Wushu San Shou baik di tingkat daerah dan nasional. Terpilih pula mewakili Jawa Tengah pada cabang Wushu SanShou sebanyak tiga periode berturut-turut. Pada PON tahun 1996 meraih medali Emas, PON tahun 2000 meraih medali Perunggu, dan pada PON 2004 meraih medali Perak. Pada SEA GAMES tahun 1997 di Jakarta, Gunawan terpilih mewakili Indonesia walaupun belum berhasil meraih medali.

Bermodalkan tempaan latihan keras di Pembinaan Mental Karate Kyokushinkai Karate do Indonesia, di tahun 1991 Gunawan mengikuti Kejuaraan Kick Boxing di Surabaya pada kelas 60 kg dan berhasil Juara 1. Kemudian saat ada Kejuaraan Kick Boxing di Indosiar pada tahun 1998, Gunawan mengikuti pada kelas 65 kg dan berhasil juga Juara 1. Pada tahun 2004, Gunawan mengikuti MMA di TPI Fighting Open Class, dan berhasil menjadi Juara 2 Nasional.

Karena kegigihan, keuletan, disiplin, ketekunan dan kerja kerasnya, almarhum Hanshi Nardi memberikan Piala Khusus untuk Gunawan. Tertulis pada plakat Piala tsb,

UNTUKMU GUNAWAN WIJAYA 

SEJAK MASA YUNIOR REMAJA DEWASA
ENTAH BERAPAKALI ENGKAU "JUARA"
ENGKAU KARATEKA PERKASA

dari NARDI T. NIRWANTO SA
PUSAT PERGURUAN
7 MEI 1995

 

 

 

Pesan Sensei Gunawan Wijaya untuk warga Perguruan : Teguh Tegak Tegar selama hidup dan Bersatulah Perguruan kita agar lebih kuat dan sehat.