Bibit2 Perpecahan IKO

Master Oyama merintis Kyokushin Karate (The Ultimate Karate) secara terbuka untuk umum sekitar tahun 1953 dan pada tahun 1957 anggotanya sudah membesar. Tokyo Honbu aktif sekitar tahun 1964 setelah kemajuan pesat tercapai (Baca Riwayat Master Oyama).

Di tahun-tahun itu idealisme Kyokushinkai – Kan Tokyo Honbu masih tinggi. Khusus latihan di Honbu untuk para instructor yang akan membantu menyebarkan Kyokushin Karate di dunia dilakukan dan dibina dengan mantap. Tokoh tokoh ini sekarang banyak yang masih aktif dan kuat dalam mempertahankan identitas dan idealisme Kyokushin Karate.

Figur Mas Oyama masih mendunia dan pengaruh Tokyo Honbu Committee belum sampai merenggut kebesaran Kyokushin Karate dan Master Oyama yang muncul nyata di permukaan setelah World Open Tournament I, 1975. Hal ini jauh-jauh hari sudah mulai terasa. Tiap tahun Honbu menyelenggarakan All Japan Karate Open Tournament.

– Tadashi Nakamura –

Sambil mengajak Nardi makan di sebuah kedai tidak jauh dari Honbu (saat itu 1972), Tadashi Nakamura Shihan, senior yang cukup disegani pernah berucap bahwa dirinya yang hampir dari separuh hidupnya mendarma baktikan pada Oyama Karate(Kyokushin Karate) tetap terakhir merasa kecewa karena pengaruh Tokyo Honbu Committee mengarah pada komersialisasi yang keterlaluan dan diperkirakan akan mengganggu persatuan di dalam tubuh para senior.

‘Nardi, aku akan meninggalkan Kyokushinkai-kan tetapi kamu tetaplah setia dan mendukung Kancho!’, maksudnya Master Oyama. Kata-kata ini yang diucapkan salah seorang senior yang cukup disegani saat itu memang ternyata di kemudian hari benar terjadi. Tadashi Nakamura Shihan membentuk ‘SEI DO KARATE’ di A.S. dan Shigeru Oyama juga berada di A.S sambil menyimpan rasa kecewa yang dalam.

Kyokushinkai-kan, terutama setelah meninggalnya Sosai Oyama April 1994, terbelah paling sedikit menjadi tiga IKO, yaitu: International Kyokushin Karate Organizations. Shokei Matsui yang sekarang menjadi Pewaris Sosai Oyama pada saat Nardi berlatih di Tokyo Honbu, 1970 baru berusia 7 tahun, mungkin saat itu masih di group Karateka Junior.

Shigeru Oyama Shihan, senior seangkatan Nakamura Shihan juga membangun kekuatan organisasinya sendiri di A.S., demikian juga dengan Matsushima dan yang lain-lain. Sayang sekali!. Padahal Olympiade bisa menerima Karate sekiranya ada kerukunan antara Aliran Non Contact dan Full Contact yang keduanya secara realitas mendunia.

Adanya kompromi menyebabkan terjadinya satu peraturan pertandingan Universal. Ini semua terjadi apabila seorang tokoh, pendiri dan pemimpin suatu organisasi seni beladiri terselubung pengaruh sekelompok pribadi yang tidak memahami idealisme murni yang dahulu dirintis Mas Oyama dan hanyut terkoyak ke kanan kiri tanpa jati diri yang dahulu sangat dijunjung tinggi. Kabur antara idealisme dan kepentingan kepentingan pribadi.

Sering pribadi-pribadi yang tidak memahami sepenuhnya norma-norma Seni Beladiri yang harus dijunjung tinggi dan dijaga dengan baik bercampur aduk menjadi gumpalan malapetaka karena banyaknya pribadi-pribadi yang sebenarnya terlampau berpandangan sempit dan memanipulir keberadaan dan kepopulerannya untuk tujuan jangka pendek, sesaat, tanpa memperhitungkan akibat yang timbul, umpama Kedudukan, Business, Politik dan Pengaruh karena dijadikan alat mencari koneksi, akibatnya segala cara dihalalkan demi tujuan dan menjadi penentu kebijaksanaan organisasi.

Semua ini akan menjadikan suatu organisasi beladiri yang seharusnya tumbuh di atas idealisme yang bersih dan agung, cepat runtuh dan pecah belah. Hal ini terjadi hampir dimana- mana (Ingat Keruntuhannya Shiaolin Temple di daratan Cina saat itu. Selalu karena faktor dari dalam, bukan dari luar).