Jiyu Kumite

Jiyu kumite harus selalu dilakukan bersungguh-sungguh dan keras, kalau sampai ketahuan bahwa hanya main-main, maka keduanya dapat hukuman yang lumayan. Pernah seorang senior berkumite secara keras dengan Nardi. Tendangannya yang kuat dan tinggi tak terbendung dan menghantam telinga Nardi bagian kiri. Luar biasa, segera bunyi ngiiiiing ditelinga kiri, terasa bumi berputar mendadak, pusing serta mata berkunangkunang dan terasa akan jatuh tersungkur, tetapi dari dalam hatinya saat seperti ini selalu ada dorongan kuat pada diri Nardi, yaitu: Jangan membuat malu Indonesia, harus bertahan!.

Apa yang terjadi ? Senior tadi setelah menendang dengan dahsyat ke kepala Nardi langsung jongkok dan berseru: Maitta, maitta! (I give up – Menyerah) sambil memegangi punggung kaki kanannya yang seketika bengkak. Dia takut kalau dalam keadaan demikian itu mendapat serangan dari Nardi, padahal Nardipun sekedar bertahan untuk tetap berdiri dan tidak jatuh. Sedangkan senior itu karateka yang cukup disegani. Yang hadir merasa kagum.

Hal ini diutarakannya saat selesai latihan di ruang ganti pakaian. Sekiranya Nardi tersedia cukup dana, setelah kejadian itu pasti dilakukan pemeriksaan medis karena tendangan itu demikian telak, tetapi hal itu tidak mungkin karena keterbatasannya.

Hingga beberapa tahun setelah kejadian itu, telinga kirinya tetap berdengung. Memang diakui oleh Nardi, pada sesi Jiyu Kumite ini apabila Nardi sedang berkumite apalagi dengan karateka yang lebih senior selalu ada komando dari pelatih dalam bahasa Jepang yang Nardi bisa memahami artinya, yaitu: ‘Jatuhkan!’.

Keadaan ini terjadi bukan karena menyombongkan diri sendiri, tetapi didorong semangat ‘Jangan memalukan Indonesia!‘. Nardi selama di Honbu tidak pernah terpukul atau tertendang hingga jatuh, sedangkan, sungguh, mereka ingin melihat Nardi bisa dijatuhkan, bahkan mereka selalu berusaha untuk mengangkat dan membanting Nardi, tetapi selalu gagal. Walau jauh dari menguasai, tetapi setidaknya Nardi memahami trick trick Judo dan juga Aikido sehingga semua tenaga yang ingin digunakan untuk membanting, bisa diimbangi dan dinetralisir.

Hal ini membuat mereka penasaran. Hingga pada saat ujian menjelang kembali ke Indonesia akhir tahun yang dipimpin Master Oyama sendiri, Nardi belum pernah sekalipun tertendang atau terpukul hingga jatuh apa lagi berteriak :‘ Maitta’ (I give up) sedangkan karateka Jepang sendiri saat menghadapi pukulan atau tendangan Nardi saat terdesak, sering berseru: ‘Maitta!‘.

Karenanya Nardi yakin, bangsa inipun tidak dibawah mental orang Jepang, semua itu tergantung pribadinya. Kita sering sudah kalah mental sebelumnya, khususnya dalam Seni Bela Diri karena beranggapan bahwa mereka itu segala galanya. Banyak pemuda Jepang yang ingin bersahabat walau mereka tidak berlatih di Honbu.

Selesai latihan selalu ada saja yang menunggu didepan Honbu dan ingin mengajak Nardi bersantai, tetapi hal ini sering ditolaknya dengan halus dan ramah karena selesai latihan keadaan phisik Nardi selalu merasa sangat capai sehingga untuk jalan saja tidak bisa secara wajar serta harus mempersiapkan diri untuk latihan berikutnya.

Bagaimanapun sebagai manusia biasa terhinggapi juga perasaan Home Sick (Rindu Rumah) yang amat sangat. Semuanya ini disamping latihan yang berat tiap hari, pikirannya selalu diselubungi berbagai masalah, terutama perasaan kesepian tak bisa dihindari, menyebabkan Nardi sulit tidur walau rasa kantuk selalu menghinggapi dirinya.

Saat duduk di Taman didekat Honbu mencatat urut-urutan gerakan KATA atau menulis surat, selalu timbul rasa kantuk yang luar biasa,tetapi apabila kembali ke apartment dan coba berbaring untuk bisa tidur sebentar saja, rasa kantuk segera hilang dan mata jadi terbuka lebar lagi. Pikiran selalu melayang-layang dan sungguh; rasa rindu yang tak terhingga ingin rasanya segera bisa kembali ke Indonesia.

Ini semua menyebabkan kemerosotan berat badan yang luar biasa. Syukur tidak sampai jatuh sakit karena didukung semangat dan keinginannya untuk membawa hasil maksimal demi Perguruan yang sedang dikembangkan di Tanah Air. Sakit, merupakan permohonan Nardi yang utama kepadaNYA untuk dijauhkan dari dirinya dan ternyata dikabulkan.

Selama di perantauan sakit menjauhinya. Bagaimana sekiranya sampai jatuh sakit ! Di tahun-tahun itu idealisme Kyokushinkai – Kan Tokyo Honbu masih tinggi. Khusus latihan di Honbu untuk para instructor yang akan membantu menyebarkan Kyokushin Karate di dunia dilakukan dan dibina dengan mantap. Tokoh tokoh ini sekarang banyak yang masih aktif dan kuat dalam mempertahankan identitas dan idealisme Kyokushin Karate.

–BERSAMBUNG–