Tahun 1981 Perguruan menyelenggarakan Kejuaraan Asia Pasifik di Senayan, Jakarta. Kalau dilihat dari peserta luar negeri, maka ini adalah Kejuaraan Internasional II setelah tahun 1973 di Gelora Pancasila Surabaya. Negara yang diundang dan hadir disamping Jepang adalah Singapore, Malaysia, India, Sri Lanka, Selandia Baru, Australia dan tuan rumah Indonesia. Kejuaraan ini didominasi karateka Jepang dan Indonesia hanya menduduki tempat ke empat oleh Oscar Sujono dari A.Yos Dojo Batu.
Karateka Indonesia sudah berjuang maksimal walau akhirnya kandas dan mengakui dominasi Jepang saat itu karena karateka Jepang yang datang adalah karateka Uchi Deshi, karateka yang memang hidupnya khusus untuk karate (semacam abdi dalam barangkali) sambil mengabdikan diri bekerja di Tokyo Honbu. Mereka memang layak memenangkan posisi terhormat dalam kejuaraan ini dan Tokyo Honbu mengirimkan dua karateka ini juga dengan perhitungan yang pasti agar bisa menjunjung nama Tokyo Honbu dan Jepang sendiri. Kami memakluminya dan menerima semua ini sebagai kenyataan.
Saat kejuaraan ini berlangsung, makin nyata terlihat bahwa Master Oyama mulai termakan pendiriannya oleh kekuatan perlawanan yang kebetulan saat itu didukung oleh orang-orang yang berada pada pucuk pimpinan olah raga di Indonesia karena koneksi kuat dari motivator, sekarang terkenal dengan istilah KKN yang pada waktu itu istilah ini memang belum dikenal.
Master Oyama yang semula sangat senang dan mendukung Kejuaraan Internasional ini dan berjanji pasti hadir pada saat sudah mendekat harinya mulai berulah dengan berbagai alasan, menjengkelkan Panitia dan kami semua di Indonesia, karena sebentar menyatakan hadir melalui tilpon lalu tiba-tiba berubah menyatakan tidak jadi hadir.
Pasti terjadi semacam transaksi seperti dalam dunia perdagangan dengan kelompok yang berkonspirasi terhadap Perguruan dan bahkan mungkin semacam dagang sapi, pikir Nardi dan akhirnya kedatangan Master Oyama diwakilkan sahabatnya, seorang pengarang dan Madam Oyama serta seorang dari Tokyo Honbu Committee.
Nardi mempunyai bukti bahwa konspirasi ini benar ada, bekerja dengan orang yang dahulu merupakan kepercayaan Nardi sendiri, orang dalam, sudah terencana dengan rapi, sistimatik dan matang. Tuhan Maha Besar. Seperti semula selalu membantu dan melindungi Nardi saat dalam ketidak berdayaan, maka kali inipun, kekuatan tetap berada dan berpihak pada Nardi dan Perguruan. Saat itu Perguruan memang mendapat hantaman secara frontal dari berbagai kekuatan yang ada.