Jambore Nasional IV (1992)

Roda Perguruan berjalan terus. Demikian berat terasa percobaan demi percobaan dilewatinya. Akhir tahun 1990 Nardi mengundang para senior dan diluar dugaan mendapat perhatian, banyak yang hadir.Diperkirakan yang hadir sekitar 70 orang, ternyata berlipat, sehingga persedian konsumsi menjadi tidak berimbang. Hal ini hanya untuk menunjukkan bahwa; khususnya warga Perguruan yang senior masih menghargai undangan ke Pusat. Semoga hal ini bisa dijadikan kebiasaan yang bermanfaat.

Dalam perjumpaan itu telah disampaikan himbauan agar bisa lebih aktif berpartisipasi karena di masa mendatang Perguruan akan bertambah sulit apabila kesinambungan perkaderan Pelatih (sekarang:Pembina) mandeg dan tidak bisa dilanjutkan akibat pendanaan yang makin sulit untuk melaksanakan rencana tersebut. Pelatih adalah ujung tombak Perguruan. Dalam tiap kesempatan sejak itu Nardi selalu mengutarakan keadaan Perguruan yang akan sampai pada masa kritis dan krisis sekiranya tidak ada usaha nyata untuk mengatasi hal tersebut.

Kiri ke Kanan : N. Hartono, Emilia Basaar, Nardi, George Rudy, Setiabudi Laratsemi

Tahun 1992, pada Pesta Perak ke 25 tahun Perguruan, diadakan Jambore Nasional IV bertempat di Kawasan Air Terjun Coban Rondo, Sebalo, Batu dan dihadiri warga dari berbagai Daerah. Inilah Jambore Nasional terakhir setelah Jambore Nasional III tahun 1982 juga diadakan di Batu di Daerah Wisata Songgoriti, berati sudah berselang sepuluh tahun antara kedua Jambore ini.

jamborenas92 batu 002
jamborenas92 batu 003
jamborenas92 batu 004
IMG-20180109-WA0043 (1)
IMG-20180109-WA0041
IMG-20180109-WA0057
IMG-20180109-WA0045
IMG-20180109-WA0046
Nardi T. Nirwanto SA. Terharu pada penyerahan kembali Samurai yang dimenangkan oleh Bapak Jimmy warga dari Jakarta

Malam harinya diadakan resepsi di Hotel Purnama Batu yang terletak dekat jalan menuju Selecta. Setelah Upacara Tradisionil Peringatan Ulang Tahun Perguruan dan bersantap bersama selesai, diadakan lelang sistim Amerika terhadap Pedang Samurai Nardi yang akhir tahun 1970 saat kembali dari berlatih di Tokyo Honbu dihadiahkan oleh Master Oyama sebagai kenang-kenangan dan simbol kejantanan, terutama selama Nardi berada di Tokyo Honbu seperti pernah ditulis di dalam salah satu majalah Tokyo Honbu yang memuat foto Nardi dengan komentar dibawahnya: Nardi T.Nirwanto yang jantan dari Indonesia. Secara kebetulan Nardi juga menerima dari sahabat korespondensi dari Nagoya, yaitu Atsushi Kanamori yang menjemputnya saat sampai di Haneda Airport tahun 1970, sebuah boneka Geisha yang lemah gemulai dengan pesan jadilah orang yang perkasa tetapi selalu bersikaplah halus.

Lelang Pedang Samurai ini semula diperkirakan bisa mencapai Rp.10.000.000.-, tanpa terduga pada akhirnya terkumpul Rp.57.000.000. Hasil yang luar biasa, semuanya dari anggota dan simpatisan Perguruan dan yang mengharukan hingga membuat Nardi bercucuran air mata ialah; Pedang Samurai ini oleh pemenangnya, Bapak Jimmy beserta Ibu yang dermawan dari DKI Jaya secara terbuka dikembalikan lagi kepada Nardi untuk tetap disimpan sebagai kenang-kenangan berharga dari Master Oyama. Mulia benar hati dermawan ini sehingga Nardi bercucuran air mata saat menerima kembali Samurai tersebut di atas panggung.

Akhirnya, hasil ini digunakan oleh Nardi membangun Rumah Makan Pelangi setelah diijinkan oleh ibunya untuk dibangun diatas bekas rumah di Jl.Panglima Sudirman No.07 Batu. Rumah Makan ini dimaksud Nardi bukan untuk dikerjakan oleh dirinya, tetapi akan ditinggalkan untuk Raynard Raim dan keluarganya sekiranya kelak Nardi sudah harus kembali meninggalkan ini semua. Saat itu tentu keluarganya memerlukan hasil untuk kehidupan sehari-hari. Siapa yang akan menjaminnya kelak! Rumah Makan ini diberi nama ‘Pelangi‘ karena pada tahun 1984 Perguruan mengadakan ‘Kampanye Pelangi‘. Tujuannya, mengumpulkan dana untuk memperbaiki dan membangun Pusat yang lebih representative. Kampanye ini tidak mencapai hasil yang diharapkan. Mengapa kampanye ini dinamakan ‘Pelangi ?‘. Pelangi terdiri dari 7 warna, yaitu:Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Ketujuh warna ini diaduk/ diputar dengan cepat akan menampilkan warna putih bersih. Keadaan ini secara simbolis berarti suatu tanda kebersamaan, apabila bersatu padu menjadi tujuan mulia yang disimbolkan dengan warna putih bersih.

Kampanye dan usaha lain untuk merealisir cita-cita ini masih jauh dari sukses dan bahkan pada sekitar tahun 1996, gedung Pusat dimana A.Yos. Dojo berada, dengan hati sangat tersiksa, berat dan sedih, terpaksa dijual karena keadaan yang mustahil dihindari dan tidak ada jalan lain sebagai penggantinya. Suatu keterpaksaan yang menyakitkan bathin Nardi dan jauh dari cita-cita sebelumnya. Ini juga salah satu kejadian yang amat sakit. Melepas Gedung Pusat dengan keterpaksaan tinggi. Harap suatu saat R.M. Pelangi ini bisa sukses yang akan dirubah menjadi Dojo Pusat diatasnya.