Dinamika Perguruan (1978 – 1998)

Tahun 1978 diselenggarakan Jambore Nasional II di Kaliurang, Jogjakarta (waktu itu Yogyakarta). Jambore ini sedang-sedang saja dan saat itulah terasa ada gejala yang kurang sehat. Terasa ada sesuatu konspirasi halus yang mulai bergerak mendekati Nardi, kenangnya. Ternyata belakangan benar, dipicu oleh World Open Karate Tournament II tahun 1979, yang sudah bermula pada WOKT I, 1975 meledaklah pada tahun 1980 suatu usaha konspirasi dengan Singapore, oleh seorang Senior Perguruan yang termotivasi juga oleh pemikiran bekas asuhannya yang kemudian berbalik mengasuhnya dan salah seorang Pimpinan Perguruan di Indonesia dalam mempersiapkan suatu move dikemudian hari. Sudah terjadi penyusunan strategi untuk pada suatu saat bergerak baik horizontal mapun vertikal.

Mimpi-mimpi Nardi ( bukan klenik ) sebelum semua ini terjadi menggambarkan apa yang benar muncul sebagai kenyataan di kemudian hari. Seandainya kami tidak kompak dalam persatuan dan kesatuan yang kuat dan kokoh, akan cerai berai dan runtuhlah sendi Perguruan ini. Nardi, berdasarkan mimpi-mimpi tersebut sebelumnya, laksana sudah bisa memprediksi dalam gerakan ini siapa motivatornya (dalangnya), pionnya, bagaimana nanti kelanjutan dan efek apa yang timbul pada Perguruan.

Semuanya ini bukannya karena Nardi bisa meramal melalui mimpi, melainkan berdasarkan mimpi-mimpi yang saling berkaitan dan berkesinambungan ini seperti sebuah warning baginya, terasa amat nyata dan gamblang. Hal ini sering dialaminya hingga kini asal mimpi itu tergambar secara nyata.

Terlihat skenario untuk memecah belah Perguruan dalam hubungannya dengan Tokyo Honbu dan Master Oyama sendiri. Kata Master Oyama dalam surat beliau sekitar tahun 1980 yang berbunyi: ‘You’re the next Chairman’ mempercepat kematangan gerakan agar Perguruan kacau balau dan rencana Master Oyama tidak terlaksana. Siapa yang paling getol bergerilya dalam hal ini tentunya bisa diperkirakan.

Karenanya, saat sekitar tahun 1982 gejala ini mulai meletus, Nardi sudah siap mental untuk menghadapinya. Keadaan ini memang sudah terencana dengan rapi dan lama. Bahkan orang dari PB FORKI pun yang juga salah seorang Pimpinan Perguruan Karate terlibat langsung dalam konspirasi ini. Nardi tidak hanya menduga, tetapi rangkaian alasan dan bukti-bukti nyata ada padanya.

Mengenang ini semua sekedar untuk mengingatkan kita semua didalam Perguruan untuk mempertebal semangat dalam memperjuangkan cita-cita Perguruan sehingga menyadari bahwa kekuatan apapun yang menghadang, dengan persatuan dan kesatuan serta tekad yang berlandaskan kebenaran tidak akan sanggup melikuidasi eksistensi Perguruan dan yang utama; lindunganNYA.

Ini yang sering dialami Nardi sepanjang masa hidupnya yang tiada habis-habisnya dilanda problem yang tidak ringan, tetapi selalu lolos dan terlepas karena kemurahanNYA tadi. Api ini muncul karena rasa ketidak puasan akibat tidak memahami strategi yang ada pada diri Nardi.